TEORI PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

 

NAMA: MUHAMMAD ADIEVTAMA SYAHPUTRA

NBI: 1232000024

MATKUL: PENGANTAR EKONOMI MIKRO_K  


TEORI PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

Sebelum adanya pendekatan ordinal, terdapat pendekatan lain yang lebih dulu muncul yaitu pendekatan cardinal. Namun, pendekatan tersebut mempunyai kelemahan, yaitu kepuasan tidak dapat diukur melalui angka mutlak. Biar bagaimanapun konsumen bisa memberikan pendapat secara subjektif terkait kepuasan yang diperolehnya. Mungkin suatu komoditas dinilai lebih memberikan kepuasan, kurang memberikan kepuasan, atau sama saja bila dibandingkan dengan komoditas lain (Destina, 2022). Maka dari itu, muncullah pengembangan ordinal sebagai upaya pengembangan dan penyempurnaan dari teori pendekatan sebelumnya. Pendekatan ordinal sebenarnya dikembangkan oleh banyak ahli ekonomi. Beberapa di antaranya yaitu John R. Hicks, R. G. Allen, Vilfredo Pareto, dan Ysidro Edgeworth. Pendekatan ini menyatakan bahwa kepuasan itu tidak dapat diukur secara kuantitatif, melainkan sifatnya bertingkat/berjenjang, dan hanya bisa dibandingkan (Suherman, 2020). Dalam pendekatan ordinal terdapat asumsi-asumsi yang menjadi dasar dari pendekatan ini, diantaranya yaitu :

1.     Rationality, Setiap konsumen diasumsikan bertindak rasional, yaitu berusaha mengejar kepuasan maksimum meski memiliki anggaran terbatas

2.     Utility is Ordinalkepuasan itu tidak dapat diukur, namun hanya bisa dibandingkan

3.     Transitivity and Consistency of Choice, Konsumen senantiasa konsisten dalam membuat pilihan antara berbagai kombinasi barang

4.     Non Satiation, Asumsi ini menyatakan bahwa konsumen menyukai barang yang lebih banyak daripada yang sedikit. Konsumen juga diasumsikan selalu ingin terus berkonsumsi.

 

Dalam memperjelas gagasan yang ingin diungkapkan, sebagian besar ahli ekonomi menggunakan interpretasi grafis, salah satunya yaitu kurca Indiferen. Kurfa ini merupakan kurva yang menggambarkan kombinasi konsumsi dua macam barang/jasa yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Setiap titik dalam kurva ini melambangkan tingkat kepuasan yang tidak berbeda (indifference), meski kombinasi konsumsi barang/jasanya berbeda-beda. Sebagai contoh, perhatikan skedul kombinasi barang dibawah ini :

Kombinasi

Jumlah Pakaian

Jumlah makanan

A

1

7

B

2

5

C

3

4

D

4

3,5

 






Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kombinasi A,B,C. dan D yang selanjutnya akan digambarkan dengan grafik.

Bidang yang berada di antara sumbu vertikal dan sumbu horizontal disebut ruang komoditi (commodity space). Bentuk grafis kombinasi A hingga D dalam ruang komoditi itulah yang disebut indifference curve (IC). Adapun kurva ini memiliki beberapa ciri diantaranya yaitu :

1.     Mempunyai kemiringan yang negative, dengan begitu maka penambahan pada satu barang harus seimbang dengan barang lain yang mengalami pengurangan

2.     Cembung kea rah Ordinat, dimana hal ini berdasarkan pada asumsi tingkat subtitusi marjinal yang terus berkurang

3.     Semakin ke kanan, semakin tinggi kepuasannya, Posisi IC yang lebih tinggi (lebih ke kanan) menggambarkan jumlah pakaian dan makanan yang lebih banyak. Posisi IC tersebut tentunya lebih disukai konsumen karena memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

4.     Sesama Kurva Indifferen tidak berpotongan, Hal ini terkait dengan asumsi konsistensi dan transitivitas

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Destina, N. (2022, November 20). Pendekatan Ordinal, Perilaku Konsumen yang Perlu Diketahui . Retrieved from Pendekatan Ordinal, Perilaku Konsumen yang Perlu Diketahui : https://majoo.id/solusi/detail/pendekatan-ordinal

 

Suherman, C. (2020, Juni 21). Teori Perilaku Konsumen: Pendekatan Ordinal (Indifference Curve). Retrieved from Teori Perilaku Konsumen: Pendekatan Ordinal (Indifference Curve): https://jagoekonomi.com/2020/06/21/teori-perilaku-konsumen-pendekatan-ordinal-indifference-curve/

 EMAIL:

adievtama@gmail.com

https://www.untag-sby.ac.id/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG SKALA EKONOMIS DAN TIDAK EKONOMIS

ELASTISITAS PENDAPATAN DAN SILANG